Translate

Selasa, 10 Januari 2017

BAB VII Masyarakat Pedesaan dan perkotaan

Masyarakat Pedesaan dan perkotaan


BAB  I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan Nasional. Bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan. Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama, yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan  sebuah desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang merupakan petani-petani  miskin yang mata pencahariannya di bawah garis kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat perkotaan.Studi yang banyak dilakukan sebelumnya mengenai pembangunan pedesaan biasanya lebih menyoroti  perekonomian desa. Hasil-hasil yang dicapai antara lain berupa gambaran tentang kondisi kehidupan sosial ekonomi, keadaan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk, tingkat produksi dan fasilitas pemasaran komoditi yang dihasilkan penduduk, dan prospek kehidupan desa pada umumnya. Dalam studi kita sekarang ini fokus perhatian diarahkan tidak pada perekonomian desa, tetapi pada manusia desa. Maka hasil pembangunna pedesaan tidak sematamata diartikan sebagai peningkatan produksi, penyempurnaan pemasaran atau diversifikasi dalam perekonomian desa, tetapi lebih bersifat konprehensif, yang mencakup spektrum kemanusiaan yang luas. Tujuan dan hasil akhir dari pendekatan yang demikian adalah pembangunan manusia seutuhnya di pedesaan yang diartikan sebagai: ”kemajuan yang mantap dan terus menerus dalam kondisi kehidupan yang mengandung unsur-unsur kebebasan, kebahagiaan, dan keamanan bagi seluruh anggota masyarakat”.

1.2       Batasan Masalah
Pada tulisan ini hanya akan menerangkan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan yang berkaitan dengan pengertian, agama, ciri-ciri, perbedaan, aspek kelebihan dan kekurangan.




BAB  II
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

2.1   Pengertian Masyarakat

Kata masyarakat dikutip dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu society yang artinya sekelompok orang yang berkumpul membentuk sebuah sistem yang berinteraksi antar individu-individu yang berada di bawah kelompok tersebut.
Masyarakat adalah perwujudan kehidupan bersama manusia.
Masyarakat  adalah sekelompok  individu  yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan  memiliki budaya. 
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit.
Arti luas masyarakat : keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa.
Arti sempit masyarakat : sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan.

2.2   Ciri -  Ciri  Masyarakat
1.  Beranggotakan minimal 2 orang.
2.  Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

2.3   Tipe - Tipe  Masyarakat
1.      Tipe masyarakat yang berkebun yang amat sederhana dengan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
2.      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa “Komunitas Petani”.
3.      Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sektor perdangan dan industri yang lemah.
4.      Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor perdangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintah.

Dipandang dari Cara Terbentuknya, Masyarakat dapat dibagi :
1. Masyarakat Paksaan, misal Negara, Masyarakat Tawanan
2. Masyarakat Merdeka :
a. Masyarakat Nature : masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah/ keturunan.
b. Masyarakat Kultur : masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan/kepercayaan, misal koperasi, kongsi perekonomian, gereja.
2  Tipe  Masyarakat   :
a.  Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
b.   Masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang dikarenakan ilmu pengetahuan modern, teknologi yang sudah maju.
2.4   Syarat  Masyarakat

1.   Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2.   Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3.   Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama




2.5   Pengertian Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
 Masyarakat Pedesaan (Rural Community) :  masyarakat yang tinggal di pedesaan dan di kategorikan sebagai masyarakat yang hidup melalui dan dalam suasana pemikiran alam pedesaan
Biasanya mereka bekerja, berfikir, dan melakukan kegiatan apapun selalu mendasarkan diri pada apa-apa yang biasa berlaku di daerah pedesaan.
Masyarakat Perkotaan  (Urban Community) : masyarakat  yang mayoritas penduduknya hidup berjenis-jenis usaha yang bersifat non agraris
2.6   Ciri – Ciri  Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Ciri – Ciri Masyarakat Pedesaan :
a.   Warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat
b.   Memiliki pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
c.   Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
d.   Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar ke keluargaan
e.    Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
f.    Cara berusaha (ekonomi) ialah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
g.   Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat  istiadat

Ciri – Ciri Masyarakat Perkotaan :
a.   Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
b.   Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan /individu
c.   Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata
d.   Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
e.   Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripaa faktor pribadi
f.    Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
g.   Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar

2.7   Perbedaan  Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
1. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk
2. Lingkungan Hidup
3. Mata Pencaharian
4. Corak Kehidupan Sosial
5. Stratifikasi Sosial
6. Mobilitas Sosial
7. Pola Interaksi Sosial
8. Solidaritas Sosial
9. Kedudukan Dalam Hierarki Administrasi Nasional

2.8    Aspek Positif dan Negatif
         Aspek Positif Fungsi dan Tugas Aparatur Pemerintah Kota Harus di Tingkatkan :
         a.  Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu, maka pengetahuan tentang administrasi dan perencanaan kota harus dimilikinya
         b.  Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus di kerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lain
         c.  Masalah keamanan kota harus dapat di tangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru
         d.  Dalam rangka pemekaran kota, harus di tingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat Kabupaten, tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah Kabupaten dan sekitarnya
        
         Aspek Negatif  Masalah Kota :
a.                Menekan angka kelahiran
b.    Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
c.    Membendung urbanisasi
d.   Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
e.  Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil/desa-desa yang telah ada di sekitar kota besar
f.    Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan.

2.9    Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan umumnya sama yaitu beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha. Namun yang membedakan adalah masyarakat pedesaan yang umumnya di daerah pedalaman masih mengikuti adat istiadat nenek moyang yang sering dilaksanakan.

  
BAB  III
KESIMPULAN

Masyarakat terdiri atas berbagai orang, dengan ragam pandangan, sikap, nilai dan kepentingan. Ada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang disebut masyarakat perkotaan, dan sebaliknya ada masyarakat yang tinggal di pedesaan yang disebut masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti alat transportasi, bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar