Translate

Jumat, 13 Januari 2017

BAB X AGAMA DAN MASYARAKAT

BAB X
AGAMA DAN MASYARAKAT

A. Agama
1. Apa Itu Agama?
Agama adalah sebuah sistem yang mengatur keimanan atau kepercayaan dan peribadahan terhadap Tuhan serta kaidah yang berkatian dengan lingkungan dan pergaulan manusia.

Agama sangat penting dalam kehidupan manusia karena agama termasuk pokok atau dasar moral, petunjuk akan kebenaran, dan juga sebagai bimbingan dikala manusia dalam suka maupun duka.

Menurut Roland Robertson, dimensi komitmen agama terbagi menjadi :

- Dimensi keyakinan mengandung perkiraan / harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.

- Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.

- Dimensi pengetahuan dikaikan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.

- Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu.

B. Perkembangan Agama
1. Kaitan Agama Dengan Masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat dikelompokkan kedalam 3 tipe yaitu :

a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral. Tipe ini menunjukkan sekelompok orang yang menganut kepercayaan serta kelompok agama yang sama, sehingga tipe ini bisa dibilang hanya kelompok yang kecil, dan terisolasi.

b. Masyarakat pra-industri yang sedang berkembang.  Masih mengikuti serangkaian acara atau upacara keagamaan, namun juga mengikuti perkembangan teknologi sehingga lebih baik karena tidak terisolasi.

c. Masyarakat industri sekuler. Tipe ini menunjukkan masyarakat semakin mengenal teknologi dan hidupnya sudah bergantung dengan teknologi. Sehingga untuk persoalan agama kurang diperhatikan, walaupun kegiatan seperti praktek agama, kebiasaan agama, masih dilakukan.

2. Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga dimana tempat tersebut untuk membimbing manusia yang mempunyai suatu agama.

Seperti di Indonesia terdapat beberapa pelembagaan agama seperti adanya MUI (Majelis Ulama Indonesia). MUI menghimpun para ulama Indonesia untuk bersatu dan membimbing agama islam di Indonesia. Lalu ada juga PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) yang menghimpun gereja-gereja kristen protestan di seluruh Indonesia. Untuk lembaga agama katolik ada KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia), untuk lembaga agama hindu ada PHDI ( Parisada Hindu Dharma Indonesia), untuk lembaga agama buddha ada Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan untuk lembaga agama Khonghucu ada Matakin (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)

C. Agama, Konflik, dan Masyarakat
Di negara-negara yang memiliki agama lebih dari satu, terutama di Indonesia, konflik-konflik antar umat beragama sudah tidak asing lagi. Dari masa dulu sampai skarang banyak kesalahpahaman yang sering terjadi antar umat beragama. Beberapa contohnya adalah seperti tidak bolehnya membangun gereja GKI di wilayah Yasmin, Bogor, dan tidak bolehnya membangun gereja HKBP Philadelphia di Bekasi.

Beberapa hal ini menyebabkan konflik antar umat beragama karena kurangnya toleransi antar umat beragama. Konflik-konflik ini bisa dihindari dengan cara mengingat bahwa masyarakat Indonesia ini terdiri dari bermacam suku bangsa, dan juga agama. Dengan mengingat akan hal itu, marilah kita belajar untuk bisa saling mengerti satu sama lain dan tidak mengedepankan kehendak sendiri masing-masing, sehingga antar umat beragama dapat bersatu menjadi suatu Masyarakat Indonesia yang damai dan harmonis.  

BAB IX ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

BAB IX
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN


A. Ilmu Pengetahuan
1. Apa Itu Ilmu Pengetahuan?
Asley Montagu dalam bukunya 'The Cultured Man', memberikan pengertian ilmu pengetahuan sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan. V. Afayanev, dalam bukunya 'Marxist Philosophy' menyatakan bahwa pengertian ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran yang berdasarkan pengalaman, studi, dan percobaan.
2. Apa Itu Sikap Ilmiah?
Untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar, kita harus mempunyai sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. terdapat beberapa sikap ilmiah yaitu diantaranya : mampu membedakan opini dan fakta, berani mencoba, jujur dan teliti, selalu ingin tahu, mampu bekerja sama, terbuka dan fleksibel, dan bertanggung jawab.

B. Teknologi
1. Apa Itu Teknologi?
Teknologi adalah kumpulan alat, termasuk mesin, modifikasi, pengaturan, dan prosedur yang digunakan oleh manusia. Teknologi telah mempengaruhi manusia serta kemampuan spesies hewan lain untuk dapat mengendalikan dan beradaptasi dengan lingkungan alami mereka.
2. Ciri-ciri Fenomena Teknik Pada Masyarakat
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkunngan teknis.

Fenomena teknik pada masyarakat menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Rasionaltias, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncakan
dengan perhitungan rasional.

b. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.

c. Otomatisme, artinya dalam hal metode organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.

d. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.

e. Monisme, artinya semua teknik bersatu saling berinteraksi dan saling bergantung.

f. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
3.  Ciri-ciri Teknologi Barat
Di masa yang modern ini kita dapat melihat bahwa di wilayah barat, perkembangan teknologi sudah berjalan dengan pesat sehingga membuat banyak negara-negara disana sudah maju. Untuk bisa sampai menjadi negara maju tersebut, negara-negara barat memiliki ciri-ciri teknologi sebagai berikut ini :

a. Serba iutensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, dan tenaga kerja.

b. Dalam struktur sosial, tteknologi barat bersifat melestarikan sifat ketergantungan

c. Kosmologi dan pandangan teknologi barat mengganggap dirinya sebagai pusatferiferi dan berkaitan dengan kemajuan secara linier.
C. Kemiskinan
1. Apa Itu Kemiskinan?
Kemiskinan adalah tidak mampunya seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (rumah). Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kemiskinan yaitu tidak adanya kesempatan untuk mengemban pendidikan, sehingga sulit mendapatkan pekerjaan. Selain itu juga bisa karena tidak memiliki semangat untuk mempunyai keahlian yang bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam buku Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan diterangkan bahwa kemiskinan terdiri atas tiga macam yaitu kemiskinan absolut, relatif / struktural dan kemiskinan kultural yang pengertiannya adalah sebagai berikut :

a. Kemiskinan absolut atau mutlak adalah kemsikinan yang dapat diukur dengan perbandingan tingkat pendapatan seseorang atau kelurga dengan tingkat pendapatan yang dbutuhkan untuk mencukupi kebutuhan hidup minimum. Sehingga dalam mengkategorikan seseorang atau keluargs mengalami kemiskinan absolut atau mutlak apabila uang yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

b. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan
dimana seseorang atau keluarga tersebut tinggal. Sehingga jika pendapatan seseorang atau keluarga itu pendapatannya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka namun masih bisa dibilang berpendapatan rendah daripada masyarakat lain maka bisa dibilang seseorang atau keluarga tersebut mengalami kemiskinan relatif.

c. Kemiskinan kultural adalah keadaan dimana individu ataupun kelompok memilih untuk mengambil prinsip untuk tidak memperbaiki kondisi kehidupannya yang sekarang karena budaya yang dimilikinya. Contoh nya seperti orang-orang suku pedalaman seperti suku anak dalam, suku kajang, suku baduy, dan sebagainya.

2. Ciri-ciri Manusia Yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Manusia yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan (makanan), sandang (pakaiaan), dan papan (rumah)

b. Tidak mempunyai latar pendidikan yang mumpuni.

c. Tidak memiliki pekerjaan yang layak dan dapat memenuhi kebutuhan hidup.

d. Tinggal di wilayah perkotaan namun tidak memiliki keterampilan ataupun keahlian.

3. Fungsi Kemiskinan
Disamping hal-hal negatif yang kita ketahui tentang kemiskinan, kemiskinan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi Ekonomi, sebagai penyediaan tenaga kerja, dan munculnya lapangan kerja baru.

b. Fungsi Sosial, Menimbulkan rasa simpatik, sehingga muncul badan amal dan zakat untuk membantu orang-orang yang mengalami kemiskinan.

c. Fungsi Politik, Sebagai kaum yang paling merasakan kinerja pemerintah dalam memperbaiki sektor ekonomi, dan sebagai kaum yang dapat memberikan kritik dan saran jika menurut mereka perbaikan tersebut tidak berjalan dengan baik.



Referensi :
http://hariannetral.com/2014/09/pengertian-ilmu-pengetahuan-fungsi-dan-syarat-ilmu-pengetahuan.html

http://www.bukupedia.net/2016/03/pengertian-sikap-ilmiah-dan-ciri-cirinya.html

http://www.artikelteknologi.com/2015/05/definisi-teknologi-dan-pengertian-teknologi.html

http://www.2tinta.com/2011/11/bab-viii-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html#.WHXS5ht95PY

http://hariannetral.com/2015/07/pengertian-kemiskinan-apa-itu-miskin.html

http://www.kompasiana.com/shenypigai/kemiskinan_5518b14781331197669df030

https://arifsubarkah.wordpress.com/2010/01/02/fungsi-kemiskinan-dan-ciri-%E2%80%93-ciri-manusia-yang-hidup-di-bawah-garis-kemiskinan/

BAB VIII PERTENTANGAN SOSIAL & INTEGRASI MASYARAKAT

BAB VIII

PERTENTANGAN SOSIAL & INTEGRASI MASYARAKAT

INTEGRASI SOSIAL
 Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhanintegrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu : 1.Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan social dalam suatu sistem sosial tertentu
2.Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut funsionalisma struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
1.Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
2.Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
PERTENTANGAN DAN KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu  :
1.Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konfl
2.Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-  kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu,sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
1.Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
2.Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2.Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5.Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
Pertentangan atau ketegangan adalah tingkah laku yang berdasarkan emosi. Tiga ciri situasi pertentangan yaitu:
1. ada beberapa bagian yang ada dalam konflik
2. adanya interaksi yang menyebabkan perbedaan
3. adanya perbedaan antara kebutuhan, tujuan, nilai dll
GOLONGAN BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk, msyarakat majemuk itu dipersatukan oleh sistem nasional negara indonesia. Aspek kemasyarakatan yang mempersatukannya antara lain :
Suku bangsa dan kebudayaannya
2. Agama
3. Bahasa,
4. Nasion Indonesia
Bentuk Integrasi Sosial
Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Faktor-Faktor Pendorong

A. Faktor Internal :
kesadaran diri sebagai makhluk sosial
tuntutan kebutuhan
jiwa dan semangat gotong royong

B. Faktor External :
tuntutan perkembangan zaman
persamaan kebudayaan
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
persaman visi, misi, dan tujuan
sikap toleransi
adanya kosensus nilai
adanya tantangan dari luar
Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
Konflik/Pertentangan
Konflik/Pertentangan berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatuinteraksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
 Penyebab terjadinya konflik/Pertentangan dimasyarakat
1. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:

1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik.  Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase
2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
a. Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.

b. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi
Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif
1. Latar belakang sejarah.
Misalnya : bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Ini dilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 abad.
2. Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.
3. Bersumber dari faktor kepribadian
Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan tertutup.
4. Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.
Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.
d. Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.
sumber:

Selasa, 10 Januari 2017

BAB VII Masyarakat Pedesaan dan perkotaan

Masyarakat Pedesaan dan perkotaan


BAB  I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan Nasional. Bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan. Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama, yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan  sebuah desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang merupakan petani-petani  miskin yang mata pencahariannya di bawah garis kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat perkotaan.Studi yang banyak dilakukan sebelumnya mengenai pembangunan pedesaan biasanya lebih menyoroti  perekonomian desa. Hasil-hasil yang dicapai antara lain berupa gambaran tentang kondisi kehidupan sosial ekonomi, keadaan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk, tingkat produksi dan fasilitas pemasaran komoditi yang dihasilkan penduduk, dan prospek kehidupan desa pada umumnya. Dalam studi kita sekarang ini fokus perhatian diarahkan tidak pada perekonomian desa, tetapi pada manusia desa. Maka hasil pembangunna pedesaan tidak sematamata diartikan sebagai peningkatan produksi, penyempurnaan pemasaran atau diversifikasi dalam perekonomian desa, tetapi lebih bersifat konprehensif, yang mencakup spektrum kemanusiaan yang luas. Tujuan dan hasil akhir dari pendekatan yang demikian adalah pembangunan manusia seutuhnya di pedesaan yang diartikan sebagai: ”kemajuan yang mantap dan terus menerus dalam kondisi kehidupan yang mengandung unsur-unsur kebebasan, kebahagiaan, dan keamanan bagi seluruh anggota masyarakat”.

1.2       Batasan Masalah
Pada tulisan ini hanya akan menerangkan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan yang berkaitan dengan pengertian, agama, ciri-ciri, perbedaan, aspek kelebihan dan kekurangan.




BAB  II
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

2.1   Pengertian Masyarakat

Kata masyarakat dikutip dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu society yang artinya sekelompok orang yang berkumpul membentuk sebuah sistem yang berinteraksi antar individu-individu yang berada di bawah kelompok tersebut.
Masyarakat adalah perwujudan kehidupan bersama manusia.
Masyarakat  adalah sekelompok  individu  yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan  memiliki budaya. 
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit.
Arti luas masyarakat : keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa.
Arti sempit masyarakat : sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan.

2.2   Ciri -  Ciri  Masyarakat
1.  Beranggotakan minimal 2 orang.
2.  Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

2.3   Tipe - Tipe  Masyarakat
1.      Tipe masyarakat yang berkebun yang amat sederhana dengan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
2.      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa “Komunitas Petani”.
3.      Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sektor perdangan dan industri yang lemah.
4.      Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor perdangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintah.

Dipandang dari Cara Terbentuknya, Masyarakat dapat dibagi :
1. Masyarakat Paksaan, misal Negara, Masyarakat Tawanan
2. Masyarakat Merdeka :
a. Masyarakat Nature : masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah/ keturunan.
b. Masyarakat Kultur : masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan/kepercayaan, misal koperasi, kongsi perekonomian, gereja.
2  Tipe  Masyarakat   :
a.  Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
b.   Masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang dikarenakan ilmu pengetahuan modern, teknologi yang sudah maju.
2.4   Syarat  Masyarakat

1.   Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2.   Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3.   Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama




2.5   Pengertian Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
 Masyarakat Pedesaan (Rural Community) :  masyarakat yang tinggal di pedesaan dan di kategorikan sebagai masyarakat yang hidup melalui dan dalam suasana pemikiran alam pedesaan
Biasanya mereka bekerja, berfikir, dan melakukan kegiatan apapun selalu mendasarkan diri pada apa-apa yang biasa berlaku di daerah pedesaan.
Masyarakat Perkotaan  (Urban Community) : masyarakat  yang mayoritas penduduknya hidup berjenis-jenis usaha yang bersifat non agraris
2.6   Ciri – Ciri  Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Ciri – Ciri Masyarakat Pedesaan :
a.   Warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat
b.   Memiliki pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
c.   Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
d.   Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar ke keluargaan
e.    Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
f.    Cara berusaha (ekonomi) ialah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
g.   Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat  istiadat

Ciri – Ciri Masyarakat Perkotaan :
a.   Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
b.   Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan /individu
c.   Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata
d.   Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
e.   Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripaa faktor pribadi
f.    Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
g.   Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar

2.7   Perbedaan  Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
1. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk
2. Lingkungan Hidup
3. Mata Pencaharian
4. Corak Kehidupan Sosial
5. Stratifikasi Sosial
6. Mobilitas Sosial
7. Pola Interaksi Sosial
8. Solidaritas Sosial
9. Kedudukan Dalam Hierarki Administrasi Nasional

2.8    Aspek Positif dan Negatif
         Aspek Positif Fungsi dan Tugas Aparatur Pemerintah Kota Harus di Tingkatkan :
         a.  Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu, maka pengetahuan tentang administrasi dan perencanaan kota harus dimilikinya
         b.  Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus di kerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lain
         c.  Masalah keamanan kota harus dapat di tangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru
         d.  Dalam rangka pemekaran kota, harus di tingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat Kabupaten, tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah Kabupaten dan sekitarnya
        
         Aspek Negatif  Masalah Kota :
a.                Menekan angka kelahiran
b.    Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
c.    Membendung urbanisasi
d.   Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
e.  Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil/desa-desa yang telah ada di sekitar kota besar
f.    Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan.

2.9    Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan umumnya sama yaitu beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha. Namun yang membedakan adalah masyarakat pedesaan yang umumnya di daerah pedalaman masih mengikuti adat istiadat nenek moyang yang sering dilaksanakan.

  
BAB  III
KESIMPULAN

Masyarakat terdiri atas berbagai orang, dengan ragam pandangan, sikap, nilai dan kepentingan. Ada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang disebut masyarakat perkotaan, dan sebaliknya ada masyarakat yang tinggal di pedesaan yang disebut masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti alat transportasi, bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan.